Monday, May 30, 2016

Spesifikasi iPhone 3GS

Apple iPhone 3GS satu diantara smartphone dari Apple kelas mid-end dengan beragam kelebihan pada spesifikasinya dapat menyemarakkan pasar hp di Indonesia. Tersebut disini Spesifikasi serta Harga Apple iPhone 3GS (8GB).

Apple iPhone 3GS (8GB) memiuliki design yang tidaklah terlalu tidak sama dengan terdahulunya, baik itu peletakan tombolnya, ataupun dimensi monitor. Untuk teknologinya sendiri Apple iPhone 3GS dipersenjatai processor ARM Cortex A8 dengan kecepatan 600 MHz, dan memori internal 8GB. Untuk system operasi sendiri Apple iPhone 3GS memakai iPhone OS 3.

Spesifikasi serta Harga Apple iPhone 3GS (8GB)
Apple iPhone 3GS (8GB)
Dari segi kamera Apple iPhone 3GS (8GB) mempunyai kamera primer dengan resolusi 3. 15 MP dilengkapi dengan feature autofocus, Touch focus, serta geo – tagging. Diluar itu ada juga feature menarik yang bakal mempermudah kegiatan pemakainya seperti Wifi, GPS, A-GPS, Sarana voice control, TV Out, dan lain-lain.

Untuk harga lihat di sini : Harga Apple iPhone Lengkap

Labels:

Thursday, May 26, 2016

Spesifikasi iPhone 7 Terbaru

Perusahaan Apple saat ini melaunching kembali iPhone paling baru nya yaitu iPhone 7. Sesudah berhasil dengan iPhone 6 nyatanya perusahaan Apple tak senang, serta senantiasa membuat inspirasi ide baru nya untuk product yang populer didunia ini.

Seperti dikabarkan laman Engadget, product ini akan tampak lebih ramping daripada pendahulunya. Bukan sekedar itu, iPhone terbaru ini dapat dijagokan bakal tahan air. Lantaran port 3. 5 mm pada iPhone versus terlebih dulu bakal dihilangkan. Sebab, konektor jack itu jadikan satu aspek penyebabnya ukuran hp jadi tidak tipis.

SPESIFIKASI IPHONE 7

Monitor : 4. 7 inch
Type monitor :
LED-backlit IPS LCD, capacitive touchscreen, 16M colors
Lain-lain : – Fingerprint sensor (Touch ID v2)
– Apple Pay (Visa, MasterCard, AMEX certified)
– 3D Touch display
– Display Zoom
– Sapphire crystal glass, oleophobic coating
– Ion-strengthened glass, oleophobic coating
– Multitouch
– Capacitive
– Scratch Resistant
– Retina HD Display
– Full sRGB standard
– 1300 : 1 Contrast ratio
– LED-backlit
– warna = Space Gray, Silver, Gold, Rose Gold
Jaringan 2G : GSM 850/900/1800/1900
Jaringan 3G : HSDPA 850/900/1700/1900/2100
Jaringan 4G : LTE 2100/1900/1800/1700/2100/850/2600/900/700
Internal : 32GB, 64GB, 128GB, 4 GB RAM
Slot : No
Kecepatan : HSPA 42. 2/5. 76 Mbps, LTE Cat6 300/50 Mbps, EV-DO Rev. A 3. 1 Mbps
Wifi : Wi-Fi 802. 11 a/b/g/n/ac, dual-band, hotspot
O. S. : iOS 9
Sensor : Accelerometer, gyro, proximity, compass, barometer
Kamera belakang : 12 MP, 4608 x 2592 pixels, phase detection autofocus, dual-LED (dual tone) flash,
Geo-tagging, simultaneous 4K video and 8MP image recording, touch focus, face/smile detection, HDR (foto/pemandangan)
video 2160p@30fps, 1080p@60fps, 1080p@120fps, 720p@240fps
Kamera depan : 5 MP, 1080p@30fps, 720p@240fps, face detection, HDR, panorama
GPS : Yes
Feature lain : – Active noise cancellation with dedicated mic
– Siri alami language commands and dictation
– iCloud cloud service
– iCloud Keychain
– TV-out
– Maps
– Organizer
– Document editor
– Foto/video editor
Baterai : Type Non-removable


Sekianlah info mengenai Harga Spesifikasi iPhone 7 Paling baru. Mudah-mudahan berguna untuk beberapa pembaca semuanya.

Baca juga : Harga iPhone 7 Terbaru

Labels:

Tuesday, May 17, 2016

Dialogku Santri Dengan Gusdur



Hai kawan-kawan lama sudah aku tidak menulis diblog ini. Pada tanggal 29 februari ini yang amat jarang ditemui aku ingin menuliskan sebuah obrolan yang mempunyai makna dan pelajaran yang dalam. Semoga tulisan ini bermanfaat. Jangan lihat siapa yang menulis tapi lihatlah isinya..
Aku memang tidak bisa menyebutkan sumbernya dengan jelas dan pasti, namun aku ingin berbagi pelajaran yang bermakna…

Santri : “Ini semua gara-gara Nabi Adam, ya Gus!”
Gus Dur : “Loh, kok tiba-tiba menyalahkan Nabi Adam, kenapa Kang.”
Santri : “Lah iya, Gus. Gara-gara Nabi Adam dulu makan buah terlarang, kita sekarang merana. Kalau Nabi Adam dulu enggak tergoda Iblis kan kita anak cucunya ini tetap di surga. Enggak kayak sekarang, sudah tinggal di bumi, eh ditakdirkan hidup di Negara terkorup, sudah begitu jadi orang miskin pula. Emang seenak apa sih rasanya buah itu, Gus?”
Gus Dur : “Ya tidak tahulah, saya kan juga belum pernah nyicip. Tapi ini sih bukan soal rasa. Ini soal khasiatnya.”
Santri : “Kayak obat kuat aja pake khasiat segala. Emang Iblis bilang khasiatnya apa sih, Gus? Kok Nabi Adam bisa sampai tergoda?”
Gus Dur : “Iblis bilang, kalau makan buah itu katanya bisa menjadikan Nabi Adam abadi.”
Santri : “Anti-aging gitu, Gus?”
Gus Dur : “Iya. Pokoknya kekal.”
Santri : “Terus Nabi Adam percaya, Gus? Sayang, iblis kok dipercaya.”
Gus Dur : “Lho, Iblis itu kan seniornya Nabi Adam.”
Santri : “Maksudnya senior apa, Gus?”
Gusdur : “Iblis kan lebih dulu tinggal di surga dari pada Nabi Adam dan Siti Hawa.”
Santri : “Iblis tinggal di surga? Masak sih, Gus?”
Gus Dur : “Iblis itu dulunya juga penghuni surga, terus di usir, lantas untuk menggoda Nabi Adam, iblis menyelundup naik ke surga lagi dengan berserupa ular dan mengelabui merak sang burung surga, jadi iblis bisa membisik dan menggoda Nabi Adam.”
Santri : “Oh iya, ya. Tapi, walau pun Iblis yang bisikin, tetap saja Nabi Adam yang salah. Gara–garanya, aku jadi miskin kayak gini.”
Gus Dur : “Kamu salah lagi, Kang. Manusia itu tidak diciptakan untuk menjadi penduduk surga. Baca surat Al-Baqarah : 30. Sejak awal sebelum Nabi Adam lahir… eh, sebelum Nabi Adam diciptakan, Tuhan sudah berfirman ke para malaikat kalo Dia mau menciptakan manusia yang menjadi khalifah (wakil Tuhan) di bumi.”
Santri : “Lah, tapi kan Nabi Adam dan Siti Hawa tinggal di surga?”
Gus Dur : “Iya, sempat, tapi itu cuma transit. Makan buah terlarang atau tidak, cepat atau lambat, Nabi Adam pasti juga akan diturunkan ke bumi untuk menjalankan tugas dari-Nya, yaitu memakmurkan bumi. Di surga itu masa persiapan, penggemblengan. Di sana Tuhan mengajari Nabi Adam bahasa, kasih tahu semua nama benda. (lihat Al- Baqarah : 31).
Santri : “Jadi di surga itu cuma sekolah gitu, Gus?”
Gus Dur : “Kurang lebihnya seperti itu. Waktu di surga, Nabi Adam justru belum jadi khalifah. Jadi khalifah itu baru setelah beliau turun ke bumi.”
Santri : “Aneh.”
Gus Dur : “Kok aneh? Apanya yang aneh?”
Santri : “Ya aneh, menyandang tugas wakil Tuhan kok setelah Nabi Adam gagal, setelah tidak lulus ujian, termakan godaan Iblis? Pendosa kok jadi wakil Tuhan.”
Gus Dur : “Lho, justru itu intinya. Kemuliaan manusia itu tidak diukur dari apakah dia bersih dari kesalahan atau tidak. Yang penting itu bukan melakukan kesalahan atau tidak melakukannya. Tapi bagaimana bereaksi terhadap kesalahan yang kita lakukan. Manusia itu pasti pernah keliru dan salah, Tuhan tahu itu. Tapi meski demikian nyatanya Allah memilih Nabi Adam, bukan malaikat.”
Santri : “Jadi, tidak apa-apa kita bikin kesalahan, gitu ya, Gus?”
Gus Dur : “Ya tidak seperti itu juga. Kita tidak bisa minta orang untuk tidak melakukan kesalahan. Kita cuma bisa minta mereka untuk berusaha tidak melakukan kesalahan. Namanya usaha, kadang berhasil, kadang enggak.”
Santri : “Lalu Nabi Adam berhasil atau tidak, Gus?”
Gus Dur : “Dua-duanya.”
Santri : “Kok dua-duanya?”
Gus Dur : “Nabi Adam dan Siti Hawa melanggar aturan, itu artinya gagal. Tapi mereka berdua kemudian menyesal dan minta ampun. Penyesalan dan mau mengakui kesalahan, serta menerima konsekuensinya (dilempar dari surga), adalah keberhasilan.”
Santri : “Ya kalo cuma gitu semua orang bisa. Sesal kemudian tidak berguna, Gus.”
Gus Dur : “Siapa bilang? Tentu saja berguna dong. Karena menyesal, Nabi Adam dan Siti Hawa dapat pertobatan dari Tuhan dan dijadikan khalifah (lihat Al-Baqarah: 37). Bandingkan dengan Iblis, meski sama-sama diusir dari surga, tapi karena tidak tobat, dia terkutuk sampe hari kiamat.”
Santri : “Ooh…”
Gus Dur : “Jadi intinya begitulah. Melakukan kesalahan itu manusiawi. Yang tidak manusiawi, ya yang iblisi itu kalau sudah salah tapi tidak mau mengakui kesalahannya justru malah merasa bener sendiri, sehingga menjadi sombong.”
Santri : “Jadi kesalahan terbesar Iblis itu apa, Gus? Tidak mengakui Tuhan?”
Gus Dur : “Iblis bukan atheis, dia justru monotheis. Percaya Tuhan yang satu.”
Santri : “Masa sih, Gus?”
Gus Dur : “Lho, kan dia pernah ketemu Tuhan, pernah dialog segala kok.”
Santri : “Terus, kesalahan terbesar dia apa?”
Gus Dur : “Sombong, menyepelekan orang lain dan memonopoli kebenaran.”
Santri : “Wah, persis cucunya Nabi Adam juga tuh.”
Gus Dur : “Siapa? Ente?”
Santri : “Bukan. Cucu Nabi Adam yang lain, Gus. Mereka mengaku yang paling bener, paling sunnah, paling ahli surga. Kalo ada orang lain berbeda pendapat akan mereka serang. Mereka tuduh kafir, ahli bid’ah, ahli neraka. Orang lain disepelekan. Mereka mau orang lain menghormati mereka, tapi mereka tidak mau menghormati orang lain. Kalau sudah marah nih, Gus. Orang-orang ditonjokin, barang-barang orang lain dirusak, mencuri kitab kitab para ulama. Setelah itu mereka bilang kalau mereka pejuang kebenaran. Bahkan ada yang sampe ngebom segala loh.”
Gus Dur : “Wah, persis Iblis tuh.”
Santri : “Tapi mereka siap mati, Gus. Karena kalo mereka mati nanti masuk surga katanya.”
Gus Dur : “Siap mati, tapi tidak siap hidup.”
Santri : “Bedanya apa, Gus?”
Gus Dur : “Orang yang tidak siap hidup itu berarti tidak siap menjalankan agama.”
Santri : “Lho, kok begitu?”
Gus Dur : “Nabi Adam dikasih agama oleh Tuhan kan waktu diturunkan ke bumi (lihat Al- Baqarah: 37). Bukan waktu di surga.”
Santri : “Jadi, artinya, agama itu untuk bekal hidup, bukan bekal mati?”
Gus Dur : “Pinter kamu, Kang!”
Santri : “Santrinya siapa dulu dong? Gus Dur.”

Sumber: nemu di google

Labels: